Musim hujan telah tiba. Banyak orang yang menyukainya namun juga ada yang tak suka. Umpatan sering kali menghampiri saat hujan turun. Karena tidak bisa beraktifitas seperti biasanya. Dan hujan pula selalu mengingatkan masa lalu nyang tercipta sebagai kenangan pahit. Lalu,ada apa dengan turunnya hujan?
Hujan selalu identik dengan perasaan sedih. Orang beranggapan “hujan mulai turun mungkin mengerti kalau aku sedang bersedih”

Turunnya hujan juga selalu identik dengan bencana alam. Mulai dari longsor,banjir,bendungan terlepas,dll. Padahal hujan sendiri sesuatu yang juga ciptaan Tuhan dengan tujuan baik. Tapi,manusia yang sering mengeluh karena turunnya air dari langit,membuatnya selalu berindentik dengan malapetaka.

“Hujan… Kau membawa kenangan yang tak ingin ku ingat. Kenapa akhir-akhir ini kau selalu turun disaat aku ingin terlelap dalam tidur malamku? Apakah kau menyuruhku untuk mengingatkan kenangan pahit yang pernah aku alami? Hujan… Setitik air yang kau turunkan memberikan efek yang luar biasa,kau selalu mendatangkan kenangan pahit. Kenapa”

Kesedihan saat hujan selalu mengantarkan pada masa lalu. Iya,kenangan yang sedih bahkan menyakitkan selalu menghantui. Ia kerap kali muncul seperti roll dalam film,menampilkan adegan yang sebenarnya ingin sekali dilupakan.

Tak ayal,kita pun sering kali menangis pilu karena mengingatnya. Perasaan sedih saat kenangan itu kembali membuat kita ingin pergi jauh. Menjauh dari sesuatu yang justru bisa mengungkit pesakitan yang sudah terkubur.

Ada kalanya kenangan itu muncul bukan karena hujan. Tapi,terbawa suasana. Saat kenangan itu muncul,ditambah suasana yang mendukung saat hujan,maka masa lalu kembali menghampiri.

Dan akan ada saatnya hujan bukan untuk membawa kenangan tapi membawa kebahagiaan. Begitu pula dengan masa lalu. Ia hanya kenangan yang justru mengajarkan kita untuk menata hati agar bisa menggapai masa depan lebih baik.