Sunday, February 11, 2024

Hanya Bisa Menjawab?

 




Aku ingin berhenti sejenak dan menoleh ke belakang,tapi mustahil. Sejauh ini aku sudah melangkah,mengembara jauh dari keluarga dan sanak saudara. 

Kepalaku sangat berisik setiap harinya. Aku hanya bisa mengalihkan dengan menutup mata sejenak. Rasanya mustahil,kepalaku tetap semakin sakit. Entah dengan cara apa lagi aku bisa tenang dan pikiranku tentram? 

Orang melihat aku baik-baik saja. Padahal nyatanya dadaku terasa nyeri bagaikan dihantam bebatuan. Sakit sekali. Tanganku setiap saat sering gemeteran,menangis tidak jelas. Dan hanya mampu melihat anakku. Iya,anakku menjadi obatku saat ini.

Tidur paling malam dan bangunnya paling pagi. Dengan berbekal doa dan harapan orangtua aku jabani. Iringan doa setiap waktu kupanjatkan untuk mendapatkan kelangsungan hidup yang lebih baik,bahkan jauh lebih baik. Hanya pasrah dan terus berdoa setiap harinya. 

Beberapa waktu lalu aku menghubungi temanku. Kebetulan dia lulusan psikolog. Aku meminta beberapa resep obat tidur dan penenang. Alasanku ingin sekali tidur nyenyak walaupun 2 jam saja. Tapi tidak bisa. Aku justru mendapatkan pesan "tidak semua orang sakit itu sembuhnya dengan obat,Mba" aku kembali menutup mataku dan menjawab "terima kasih sudah mendengarkan ceritaku. Nanti aku datang lagi dan menghubungimu kembali" setelah itu ku tutup telfonnya.


Ya,keyakinanku masih sama seperti pertama kali kesini. Harapanku masih bisa kurealisasikan. Mungkin hanya menunggu beberapa saat lagi,hingga waktu itu tiba aku akan mengucap beribu syukur telah Allah kabulkan satu-persatu pintaku .. 


Nanik Puji Astutik