Monday, December 19, 2016

Manusia perlu bercermin




Manusia perlu bercermin.

Kita perlu bercermin. Karena mata terletak di muka,
dan hanya bisa memandang apa yang di hadapan.
Sehingga akhirnya sibuk meneliti, sibuk menilai,sibuk menganalisa,hingga sibuk mengomentari orang lain.

Kita lebih sering bertanya, ” Mengapa ekspresi orang itu seperti itu ?”

Tapi jarang berfikir, ” Mengapa ya tadi kita berekspresi seperti itu ?”

Kita sering berfikir, ” Mengapa ya, orang itu bereaksi seperti itu ?”

Tapi jarang berfikir, ” Mengapa ya tadi kita bereaksi seperti itu ?”

Kita sering mengadili, ” Langkah yang dilakukan orang itu salah. Seharusnya ia melakukan a, b,,,,”

Tetapi, kita sering menghindar,jika dihadapkan pada kondisi untuk mengadili diri sendiri.

Sebisanya kita menghindari pertanyaan, ” Langkahku salah. Seharusnya aku melakukan a,b,,,”

Kita sering menilai gambaran orang lain. Kita sering menemukan kekurangan orang lain, dan kita sering terkagum-kagum pada kelebihan orang lain. Dan itulah mengapa kita perlu bercermin.

Kita perlu menemukan dan menerima kekurangan diri. Karena kekurangan diri itu adalah bagian dari kesempurnaan penciptaan Allah swt. Kita perlu menelisik hingga ke celah-celah diri. Menemukan potensi-potensi kekhalifahan diri. Karena seorang khalifah harus menyadari kekhalifahannya kan ?
Jika tidak, ia hanya akan menjadi ‘seseorang yang semestinya bisa’. Dan juga agar diri mampu untuk terus bersyukur padaNya. Kita perlu bercermin untuk mengenali,

” Mengapa kita berekspresi seperti itu ?”

” Mengapa kita bereaksi seperti itu ?”

” Mengapa hasil yang kita peroleh masih belum sesuai, langkah apa yang salah ?”

Kita perlu bercermin. Aku perlu bercermin. Kita perlu menyadari, bahwa diri kita unik. Sehingga akhirnya bisa menerima keunikan orang lain. Kita perlu memahami kesulitan-kesulitan diri. Sehingga akhirnya bisa memaklumi kesulitan-kesulitan diri orang lain.

Kita perlu tahu ada hal di masa lalu yang tidak bisa diubah, dan ikhlas dengannya. Sehingga kita bisa mengerti, bahwa orang lain memiliki masa lalu serta ikhlas dengannya.

Kita perlu yakin, bahwa diri kita bisa berubah ke arah yang lebih baik dengan izinNya. Sehingga dengan keyakinan yang sama, kita pun percaya orang lainpun bisa berubah dengan izinNya. Kita perlu bercermin. Dan karenanya kita perlu cermin.

selalu berbuat kebaikan



Tatkala kita telah berbuat baik namun masih dibenci orang,itu hal biasa.Karena tidak semua orang memiliki prinsip yang sama..

Demikian pula bila tanpa sebab orang lain mendzalimi kita padahal kita tidak pernah mengusik kehidupannya,itu pertanda kehidupan kita lebih menarik daripada kehidupannya.Maka bersyukurlah dan do'akan semoga dia diberi hidayah agar hidup kita dan hidupnya tenang..

Kita mungkin tak mampu mengharapkan orang lain agar menjaga hati untuk tidak melukai,namun kita bisa mengambil hikmah darinya agar kita tidak terluka untuk kedua kali..

Sebenarnya tidak sulit untuk berbuat kebaikan,yang sulit itu adalah perangai yang menyusahkan orang karena tidak senang menyaksikan orang lain bahagia.Orang yang seperti ini disadari atau tidak batin dan jiwanya tentu tersiksa,siangnya terhina dan malamnya pun merana..

Jika kita renungkan,sesungguhnya tugas kita di dunia ini bukan untuk membuat semua orang senang,namun untuk melaksanakan perintah Allah guna meraih keridhaan-Nya..

Tetaplah berbuat baik walau orang lain tidak suka,yang terpenting Allah ridha dan bermanfaat bagi sesama. Prinsip ini harus kita pegang agar tidak surut dalam kebaikan.Sungguh..rasa SAKIT membuatmu lebih KUAT,rasa TAKUT membuatmu lebih BERANI dan rasa KECEWA membuatmu lebih BIJAKSANA.Maka bersabarlah,Allah bersama orang-orang yang sabar dalam kebaikan.

Aku Masih Setia Sendiri










Aku Masih Setia Sendiri

Dalam keheningan malam ini, tak nampak bulan bersinar dan bintang pun enggan sekali memunculkan cahaya indahnya.

Hal ini sama seperti diriku yang kesepian tiada seseorang yang menemani hari-hariku.

Duhai diri.
Alangkah indah jika kau segera melepaskan masa lajangmu, membina rumah tangga bersama sang dambaan hati. Tapi selalu terbesit dihati “Siapakah gerangan pendamping hidup ini?” Pertanyaan yang bahkan tidak bisa kujawab.

Helaan nafas lelah terdengar menyedihkan. Lelah menyendiri, lelah mencari pendamping dan aku telah lelah menunggu. Tapi aku tidak ingin berputus asa, aku akan terus berdoa agar Tuhan menyegerakan sang pujaan hati datang melamar.

Aku masih setia menyendiri dalam kesepian. Aku tidak pernah berharap ponselku berbunyi dengan kata-kata perhatian yang terkadang membuatku melayang. Entahlah, apakah aku terlalu menutup diriku atau aku terlalu sibuk mencari yang terbaik? Aku bingung Ya Allah.

Aku bingung bagaimana aku memulai semuanya. Aku tidak tahu, bagaimana caranya aku mencari. Tapi aku percaya bahwa Engkau akan memberikan yang terbaik untukku.

Ya Allah..

Rasa lelah itu pasti ada dalam hatiku.
Rasa bosan itu selalu menyapa dalam diriku.
Rasa keinginan untuk segera mengakhiri masa lajang lebih kuat menguasai dadaku.

Kala hati mulai gundah gulana, kala itu aku menangis menyendiri. Tapi aku mempercayai RencanaMu yang paling indah itu. Tugasku selalu menyiapkan diri dan berbaik sangka padaMu.

Kuatkan aku dalam penantian ini Ya Allah. Sabarkan hatiku untuk lebih sabar menunggu kepastianMu. Aamiin


Author : Nanik Puji Astutik (Tim Penulis Indonesia Tanpa Pacaran)
IG @nanikpuji93