Monday, February 20, 2017

SEPARUH REMBULAN




SEPARUH REMBULAN

Hiruk pikuk kampus disiang hari semakin ramai dan cuaca semakin panas karena musim kemarau panjang yang belum berakhir. Para calon mahasiswa dan mahasiswi mulai ikut ospek sejak satu minggu yang lalu. Hari ini adalah hari senin dan merupakan ospek terakhir yang di lakukan para calon mahasiwa/mahasiswi Universitas Abdoerahman Saleh.

Deni,pemuda tampan dan kaya raya. Ia selalu menjadi incaran para gadis-gadis kampus sejak pertama kali mendaftar sebagai calon mahasiswa di Fakultas Ekonomi. Deni sangat cuek dan acuh ketika bertemu dengan para gadis-gadis itu, yang menurutnya sangat aneh dan tidak punya rasa malu. Denii hanya menggeleng-gelengkan kepalanya setiap kali melihat mereka. Bukan karena dia sombong atau sok jaim tapi dia sedikit faham tentang Agama Islam yang salah satunya adalah menjaga pandangan,menjaga kehormatan dan harus mempunyai rasa malu.

"Kak,ini sudah hampir Dzuhur. Kita istirahat dulu lah" protes Sam teman dekatnya Deni.

"Sebentar lagi" jawab Kholili ketua ospek.

Seluruh calon mahasiswa/mahasiswi merasakan kepanasan karena terik matahari,tak sedikit dari mereka mulai jatuh pingsan karena tak kuat berjemur dan berdiri di tengah lapangan. Tetesan air keringat sudah membasahi seluruh tubuh mereka. Tapi,mereka tetap bertahan hingga acara ospek berakhir.

Mata Deni menyelusuri seluruh penghuni sekolah,ia tampak geli ketika melihat para gadis yang tanpa rasa malu itu memberikan kata 'hai' padanya. Deni hanya tersenyum kikuk melihatnya,Pemuda itu mulai kembali mendengarkan pidato yang di sampaikan Kholili didepan.
Deni menangkap sebuah objek yang menurutnya luar biasa. Ia melihat seorang gadis berpakaian syar'i berwarna hitam. Gadis itu hanya diam tanpa mengeluh seperti yang lainnya. Gadis berkerudung itu tampak tidak kepanasan dengan baju kurung yang menutupi seluruh tubuhnya. Deni merasakan ada yang berdesir di dalam hatinya.

"Astaghfirullahaladzhim" keluhnya saat sadar apa yang di pandangnya salah dan merupakan suatu dosa.
Deni membuang pikiran kotornya dan kembali fokus mendengarkan pidato yang disampaikan kholili., walaupun hatinya ingin tahu siapakah mahasiswi baru itu? Tapi Deni tidak ingim gegabah untuk berkenalan dan kenapa dia baru melihatnya?
Para panitia mulai memberikan intruksi kepada calon mahasiswa/mahasiswi tentang peraturan kampus yang tidak boleh di langgar dan wajib di patuhi.

"Kalian harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di kampus ini. Pertama,jaga kedisplinan kalian dan nama baik kampus ini. Kedua, bertutur kata yang baik dan ketiga harus sopan pada semua penghuni kampus ini. Apa kalian faham?" tanya Kholili sedikit berteriak.

"Ya,faham kak" jawab semua calon mahasiswa dan mahasiswi.

"Ini adalah ospek terakhir,mohon maaf jika ada salah-salah kata dalam berucap atau tingkah laku kami yang tidak berkenan di hati kalian. Saya selaku ketua ospek mengucapkan permohonan maaf dan semoga kalian betah berada disini. Sekarang kalian istirahat,bubar barisan jalan" Kata Kholili seraya hormat seperti tentara yang juga di ikuti para calon mahasiswa dan mahasiswi.

Deni dan Sam langsung pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Selama di perjalanan ke kantin,tak henti-hentinya para gadis itu memandang takjub kearah Deni.

"Cewek-cewek disini cantik-cantik,Den" ujar Sam memuji para gadis-gadis yang ditemuinya.

"Ya,tapi lebih baik kamu diam saja. Aku lapar nih" jawab Deni mengalihkan pembicaraan.

"Hehe,baiklah. Kamu mau pesen apa?"

"Nasi soto sama es jeruk,kayaknya enak tuh"

"Ok,aku pesenin sekarang"

Deni duduk di meja kosong yang ada di pojokan,sesekali ia meminum air gelas yang ada di mejanya. Ia merasakan badannya sedikit remuk dan gampang lelah,mungkin efek dari aktifitasnya yang banyak. Pikirnya.

"Dia gadis cantik dan Sholehah. Subhanallah,masih ada umatMU seperti dia Ya Allah di jaman modern yang semuanya serba terbuka" lirihnya.
Ia sangat takjub melihat gadis itu. Gadis cantik dan Sholehah,ini bukan suatu hal yang tabu baginya. Di kampung halamannya banyak sekali berpakaian tertutup,tapi mereka tetap menggunakan baju yang ketat dan memperlihatkan lekuk tubuh mereka.

"Kenapa kamu melamun?" tanya Sam yang tiba-tiba datang.

"Aku gak ngelamun,tapi capek. Mana pesananku" jawab Sam sedikit marah.

"Hahahah,ketahuan ngelamun malah aku di bilang salah. Nih pesananmu,makan yang banyak"

Deni dan Sam mulai makan dan menikmati makan siang mereka. Deni hanya diam tak menghiraukan para gadis-gadis yang mulai mendekatinya. Sam yang sangat senang berada di tengah-tengah para gadis itu hanya tersenyum lebar melayani mereka.

"Mas Sam,minta pinnya Deni dong" kata seorang gadis berwajah cantik.

"Namamu siapa?" tanya Sam.

"Ayu"

"Bagikan saja Pin mu padaku,nanti aku kasih ke kamu pinnya dia"

Gadis yang bernama Ayu itu hanya bisa menuruti perkataan Sam, dan memberikan pinnya. Sam sangat bahagia karena bisa berkenalan dengan gadis cantik seperti Ayu.

"Jangan modus" tegur Deni setelah Ayu pergi meninggalkan mereka.

"Ini bukan modus Den,tapi taktik" jawab Sam tersenyum dan melanjutkan makannya.

"Tapi jangan membawa aku di dalamnya,aku gak suka"

"Tenang saja"

"Aku pegang janjimu"

"Kenapa kamu jadi sadis banget sih"

"Karena aku gak suka, selalu kamu kaitkan dengan para perempuan itu dan selalu menjadi bahan modusmu"

Sam sedikit kesal menatap sahabatnya ini. Ia akui sekali,pemuda dihadapannya ini sangat teguh memegang prinsipnya. Prinsip itu selalu menjadi momok bagi Sam hingga saat ini.

"Kamu harus membuang prinsipmu itu,mencintai istrimu kelak" kata Sam menirukan cara bicaranya Deni tentang prinsipnya.

"Karena itu prinsipku,mencintai satu orang yang akan menjadi belahan jiwaku adalah istriku" jawab Deni.


"Hhh,pantesan kamu jomblo. Prinsipmu sangat menakutkan"

"Hehe gak apa-apalah yang penting aku bahagia"

"Aku yakin,kamu pasti punya kelainan"

"Heii! Astaghfirrullah. Udahlah,aku males berdebat denganmu. Bayarin,aku mau ke masjid dulu"

Deni beranjak dari tempatnya meninggalkan Sam yang sangat kesal karena selalu seperti ini. Setiap mereka berselisih paham pasti Deni akan pergi meninggalakannya dan menyuruhnya untuk membayar makanannya. Sungguh menyebalkan.

"Tidak apa-apa yang penting punya nomornya Ayu,haha"

Sam sangat girang dan mulai beranjak dari tempat duduknya untuk membayar uang pada Ibu Siti penjaga kantin.

"Ibu,total semuanya berapa?" tanya Sam seraya mengambil dompet di kantong celananya.

"10.000 ribu mas" jawab Ibu siti tersenyum.

"Kok murah Bu,kan saya pesennya dua piring nasi dan dua gelas es jeruk"

"Ya mas,punya mas 10000 Ribu. Tapi, punya teman mas itu gratis"

"Kok bisa,Bu"

Sam mulai protes karena ketidakadilan menyerangnya secara sepihak. Bagaimana bisa punyanya Deni gratis sedangkan ia harus membayar.

"Berkat temannya mas itu warung saya semakin ramai dan banyak yang beli,sering-sering kesini mas dan bawa temannya mas itu"

"Percuma Bu,ibu yang hasil saya yang rugi"

"Itu namanya simbiosis mutualisme mas"

"Itu bukan simbiosis mutualisme tapi parasit"

"Itu bukan parasit mas,mas ini kuliah kok gak tahu sih"

Sam mulai terkejut karena IQ nya dianggap tidak pantas untuk kuliah,tapi dia harus sabar. Orang di hadapannya ini seorang Ibu yang seumuran dengan Ibunya. Ia harus menghormati pendapatnya yang menurutnya salah.

"Ahh ya Bu,semoga hasil warungnya makin banyak ya, Bu. Nih uangnya" ujar Sam memberikan uang pada Ibu siti dan langsung berlalu meninggalkan warung tersebut.

"Gila itu Ibu,mutalisme dan parasit? Ini yang salah siapa sih?" gerutunya.

Sam sangat kesal dengan penjaga warung itu. Ia tak kalah tampannya dengan Deni sahabatnya,hanya saja ia tak punya karisma. Mungkin hanya itu yang kurang dari Sam,tapi secara keseluruhan hanya beda 11:12 dari Deni.

*****

Deni memasuki Masjid untuk Sholat Dhzuhur. Walaupun ia sangat terkenal karena ketampannya,tapi ia merasa selalu berdosa karena wajah tampannya yang menurutnya menjadi bahan fitnah. Seandainya saja dia seorang wanita mungkin ia akan memakai cadar untuk menutupi wajahnya.

"Gadis itu" lirihnya.

Deni tampak tertegun melihat seorang gadis yang baru saja masuk Masjid. Gadis itu tersenyum manis kearahnya lalu menunduk kembali.
"Mba mau Sholat ya,jamaah saja bareng saya" tawar Deni.

"Maaf mas,bukannya saya tidak mau. Tapi akan menimbulkan fitnah diantara kita,maaf" jawab Gadis itu.

"Kalau berjamaah kan dapat 27 pahala,Mba"

"Ya,karena kita bukan muhrim jadi tidak baik untuk Sholat berjamaah dan akan menimbulkan fitnah. Silahkan Mas Sholat,saya sholat disana saja"

Gadis itu kembali menunduk dan meninggalkan Deni yang masih bingung karena ajakannya di tolak.
"Ya sudahlah" lirihnya.

Deni mulai Sholat Sendirian,ia terlihat sangat Khusyu' dalam Sholatnya. Ada beberapa laki-laki yang berdatangan dibelakangnya dan ikut Sholat berjama'ah dengan tanda menepuk pundaknya secara perlahan. Deni yang faham mulai sedikit meninggikan suaranya ketika membaca Takbir agar terdengar oleh beberapa makmum dibelakangnya.
.

Setelah selesai sholat Dzuhur,Deni bergegas untuk menemui Sam sahabatnya. Ia terkejut mendapati Sam bersama beberapa gadis,ia menghela nafas dan menatap kembali pada Sam yang masih asyik berselfie ria.
"Sam!!!" panggil Deni.

Sam hanya melambaikan tangannya dan menyuruh Deni untuk menghampirinya. Deni yang mengerti hanya bisa menghindarinya. Ia faham,jika Sam akan mengenalkannya pada gadis-gadis itu.

"Deni,tunggu!!!" teriak Sam dan langsung mengejar deni.

Deni tak mengubris teriakan Sam,ia terus berjalan menuju ke parkiran. Ia ingin segera pulang dan langsung tidur,mengingat badannya hampir remuk karena terlalu banyak aktifitas.

"Aisyah,jangan lupa besok datang ke ta'lim muslimah di kampus D,kamu nanti sebagai pendakwahnya"

Deni menoleh keasal suara tersebut dan mendapati perempuan berbaju syar'i itu. Deni hanya diam dan mengamati percakapan kedua Muslimah tersebut.

'Apakah dia seorang Ustadzah?' batin Deni.

"Inshaa Allah,mba Rita" jawab Aisyah tersenyum.

Deni yang menyadari tatapannya menatap Aisyah penuh kagum langsung menunduk tatkala ia tanpa sadar telah mengagumi makhluk Allah. Bukan karena ia tidak mengkingkari isi hatinya,tapi ia hanya ingin menghindari dosa.

"Den,kamu kok tega ninggalin aku sih" manja Sam yang sudah ada di dekatnya.

Deni,tak mengubris perkataan sam. Ia masih tertarik menyimak pembicaraan Aisyah dan temannya itu.

"Besok jam 12 setelah Dzuhur,ta'lim akan di mulai. Aku pamit dulu Aisyah. Sampai bertemu besok. Assalamualaikum"

Rita berlalu meninggalkan Aisyah,gadis berkerudung syar'i itu hanya tersenyum dan mengambil motor maticnya. Sam yang menyadari perhatiannya Deni pada Aisyah,menyingkut lengan Deni.

"Oh,kamu menyukai Ustadzah itu?" sindir Sam.

"Apaan sih" cemberut Deni.

"Aku tahu,kamu menyukai ustadzah Aisyah. Dia gadis Sholehah dan banyak yang mengaguminya bukan hanya lelaki saja tapi juga wanita"

"Iya tah?"

"Dia juga seorang Hafidzah"

Deni kembali diam,ia tidak tahu apa yang di fikirkannya sekarang. Ia hanya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu adalah tipenya untuk di jadikan istrinya kelak, Pintar dan sholehah. Tapi masalahnya,apakah gadis itu mau pada dirinya? Bahkan Deni bukan seorang Hafidz.

"Jangan melamun terus,ayo pulang"

Deni hanya menunduk dan menaiki motornya yang sudah diambil Sam sebelumnya. Selama perjalanan pulang,deni tidak mengerti dengan perasaannya. Ia tidak bisa memungkiri jika ia mengagumi sesosok Aisyah yang Sholehah.

"Kalau kamu suka katakan suka,nanti diambil orang baru tahu rasa lo" kata Sam yang seolah mengerti perasaan Deni.

"Diam saja lah,aku tidak suka sama dia" jawab Deni berbohong.

"Kamu itu nggak bisa bohong sama aku. Aku bisa melihatmu menatapnya penuh kagum"

"Aku merasa minder"

"Kenapa?"

"Dia gadis yang Sholehah dan seorang Hafidzah. Sedangkan aku?"

"Kamu hanya perlu banyak belajar lagi tentang Islam. Ingat pesanku,kalau kamu ingin berubah bukan karena ingin mendapatkan MakhlukNya tapi karena Allah. Banyak sekarang orang-orang berubah karena ingin mendapatkan perhatian dan pujian,kamu mau barubah seperti itu?"

Perasaan Deni semakin kalut,apakah benar yang dikatakan Sam kalau dia hanya ingin mendapatkan MakhlukNya.

"Jangan melamun lagi,kamu itu juga pintar Agama dan seorang Muadzin. Kamu hanya perlu banyak belajar"

"Sejak kapan kamu bisa mendakwahiku?"

Deni tak percaya,bisa mendengar nasehat mengangumkan dari Sam. Ia tahu,Sam itu orangnya tidak terlalu tahu tentang Islamt bahkan ia terlihat konyol karena penampilannya.

"Jangan selalu melihat siapa yang menyampaikan nasehat tapi lihatlah apa yang di sampaikannya"

"Kamu mulai aneh, Sam"

"Yang aneh itu kamu,aku memang nggak sepintar kamu dalam segala hal. Tapi,aku tahu apa yang aku lakukan kali ini benar. Menasehati sahabat"

"Terima kasih"

Deni kembali diam,ia hanya perlu memahami semua perkataan sam. Sam benar,ia hanya perlu memperbaiki diri lagi dan banyak belajar tentang Islam.

***

6 bulan telah berlalu,Deni mulai berubah menjadi lebih baik. Ia bahkan tidak pernah melewati ta'lim Ikhwan di kampusnya. Walaupun ia telah berubah menjadi manusia yang lebih baik,masih banyak cobaan yang tak bisa ia hindari yaitu aurat wanita.
Di kampusnya tempat ia mencari ilmu. Banyak sekali wanita-wanita yang memakai pakaian mini dan menonjolkan lekukan indah tubuhnya. Sesekali ia hanya mendengus kesal pada dirinya sendiri yang kadang tak bisa menundukkan pandangannya.

"Ya Allah,apakah ini cobaan iman?" batinnya.

Deni keluar dari kelasnya dan menghampiri Sam di depan kelas yang masih sibuk mengerjakan tugasnya. Ia berdengus kesal karena Sam terlalu sibuk akhir-akhir ini. Bukan karena Deni tidak punya teman bermain,tapi Deni butuh teman untuk berdiskusi.Mereka berdua memang jarang berkumpul karena kesibukan mereka yang padat.

"Aku ingin bertemu dengan Aisyah" ujar Deni seraya duduk di dekat sam.

Sam menatap Deni sekilas lalu kembali menulis sesuatu di laptopnya.

"Jangan bilang kalau kamu ingin ta'aruf sama dia"

"Nggak,aku butuh suatu pencerahan"

"Setiap hari kamu mengikuti ta'lim. Apa hatimu masih kurang pencerahan"

Deni menghela nafasnya dan menatap Sam kesal. Ia tahu,jika bercerita pada Sam. Ia pasti akan selalu salah di matanya.

"Semua itu karena aurat wanita" lirihnya.

Sam yang mendengarnya menghentikan kegiatannya,entah kenapa ia tertarik dengan cerita Deni kali ini. Sam menatap deni penuh minat.
"Lalu?" tanya sam penasaran.

"Bisakah wanita mengerti keinginanku sebagai seorang pria" jawab Deni sedikit marah.

"Mereka mengerti keinginan pria,melihat lekuk tubuh mereka dan menikmatinya"


Deni menjitak kepala Sam. Ia kesal pada sahabatnya ini,bisakah Sam berfikir dari sudut lain bukan dari nafsu.

"Berhenti mengoceh,aku sungguh punya kegundahan. Aku akan menulis surat untuk Aisyah. Kamu kasihkan nanti ke dia"
Deni mulai masuk ke kelasnya,meninggalkan Sam yang masih bingung. Sam menghela nafasnya dan kembali melanjutkan kegiatannya. Sedangkan deni duduk di mejanya dan mengambil buku serta bolpoinnya. Deni tampak bingung dan risau. Ia tidak tahu harus menulis dari kalimat yang mana. Dengan membaca Bismillahirramanirrahim,Deni mulai menulis.

Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh.
Aisyah...

Salam kenal dari saya Deni.

Aisyah,ada kegundahan di hatiku selama ini. Aku sangat mengagumimu sebagai wanita. Ku harap,kau seperti Ummatul Mu'minin, Siti Aisyah.

Aisyah...
Bisakah kamu membantuku melawan kegundahan di hatiku ini? Bisakah kamu membantuku untuk berbicara kepada kaum wanita? Bisakah kamu membantuku untuk mengatakannya pada mereka?

Aisyah...
Sebelumnya saya minta maaf,mungkin aku lancang mengirimkan surat ini. Tapi,aku ingin kamu bisa membantuku untuk menghilangkan kegundahanku.

Aisyah...
Katakan pada kaum wanita,bisakah mereka menutup auratnya secara sempurna. Bisakah mereka tidak mengumbar perhiasan mereka pada kami kaum lelaki. Bukannya saya tidak menikmati pemandangan Indah nan mengiurkan seperti itu,tapi saya takut akan dosa. Saya takut pada Allah yang telah menciptakan mata ini,apa yang bisa saya tanggung jawabkan kelak di hari pengadilannya nanti.

Aisyah..
Kamu seorang aktivis,saya yakin kamu bisa menyeru mereka untuk menutup auratnya. Saya ingin hidup kami (kaum laki-laki) tenang,terkadang saya merasa tidak bisa menunduk pandanganku.

Kamu tahu? Lihat kedepan,ada wanita memakai rok mini. Lihat kebelakang,ada wanita pakai U can see (tanktop). Lihat ke kanan, ada wanita yang memakai hotpants dan melihat ke kiri,ada wanita yang memakai lejing ketat. saya harus bagaimana Aisyah,haruskah saya menjadi buta agar terhindar dari dosa? Ataukah saya berhenti kuliah saja?

Saya ingat dan berfikir. Saya hanya mampu menunduk kebawah atau tidak saya harus mendongak keatas. Astaghfirullah.

Aisyah...
Harus bagaimana lagi mata ini memandang,setiap arah selalu melihat hal-hal indah dan mengiurkan. Bisakah para wanita mengetahui isi hati kami (kaum lelaki)? Bisakah mereka mendengar hati kami?

Aisyah...
Maaf,saya ingin kamu bisa mengatakan pada mereka. Saya harap surat ini bisa memotivasimu terus berdakwah dan menyeru pada kebaikan.
Sekian dulu surat saya,saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang keliru dan tidak mengenankan di hati. Sekali lagi saya berterima kasih dan minta maaf.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh.

Deni menutup kertas itu dan memasukkannya ke amplop,ia berharap surat ini bisa membuat Aisyah terus semangat terutama kaum wanita. Ia ingin kaum wanita bisa menghargai dirinya sendiri dengan cara menutup Aurat.
End






karya Nanik Puji Astutik

NB:
cerpen ini sudah lama sekali dan belum sempat saya revisi hehehe.. maaf banyak typo yang berterbangan...

Menikahi wanita karena cantiknya,seperti membeli rumah karena lapisan catnya






Dari judulnya saja sudah pasti banyak yang mulai bertanya-tanya nih "kok bisa? Apa benar? Iya tah? Dll"

Sahabatku yang di Rahmati Allah Subhanahu wattaala. Mari kita telisik sebentar,semoga bisa membuka hati kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. Aamiin...Inshaa Allah

Sahabat...
Menjadi wanita di jaman sekarang ini tidaklah mudah. Kenapa? Style Fashion,kosmetik,pelangsing,tas branded dan lain-lain mulai menyita banyak perhatian kaum hawa.

Orang bilang "Menjadi wanita harus cantik" pun pernyataan seperti itu membuat saya berfikir "bukankah cantik itu relatif? Setiap negara memiliki kriteria cantik masing-masing. Contohnya di jepang,cantik itu kalau punya kulit sehat. Di korea, kalau punya wajah kecil,lalu di Indonesia? Sepertinya kita akan menjawab kalau punya kulit putih"

Yupsss...
Wanita Indonesia kebanyakan menginginkan kulit putih. Sehingga banyak dari kalangan wanita memakai produk instan yang bisa membahayakan kulit. Bahkan dari para wanita itu tidak menghiraukan kandungan cream-cream yang di pakai. Menurut mereka "yang penting gue putih" Kalau yang ini jangan ditiru!

Oke,kembali lagi ke judul diatas!!!
Menikahi wanita karena cantiknya,seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Wanita yang sudah menikah akan cantik berdurasi,paling lama 4-5 tahun. Kok bisa? Wanita rumah tangga lebih suka pakai daster,tidak punya banyak waktu untuk berdandan saat memiliki anak,belum lagi rumah yang berantakan,capek dll. Tapi tidak semua seperti itu, banyak juga wanita yang tetap cantik walaupun menikah. Betul juga. Karena cantik harus ada modal yang memadai dan waktu yang cukup untuk berdandan. Kalau tidak memiliki keduanya harus bagaimana? Lebih baik berdandan sederhana saja. Yang penting kulit kita sehat dan terawat dengan bahan yang alami.

Kita bisa lihat,saat masih gadis "kebanyakan wanita" lebih suka dandan waw untuk menarik perhatian lawan jenis. Sebut saja itu sebuah cat yang berwarna-warni. Kita tidak tahu,bebet,bobot,babat dan bubutnya seperti apa.

"Yang penting cantik" kebanyakan camer dan calon suami seperti itu. Tapi lama-kelamaan wajah akan berubah,penuaan mulai timbul,jerawat,keriput dll. Iya nggak?

Setelah usia lanjut,orang terdekat akan menilai.

"si Fulanah dulu cantik banget,sekarang kok kayak gitu ya"

"Aku dulu suka sama dia karena cantik"

"Setelah menikah dan punya anak,dia nggak cantik lagi"

"kok dia semakin tak terurus"

Dan masih banyak penilaian lainnya...

Maka dari itu,ayo kita cantikan wajah kita sekedarnya saja dan cantikkan pula akhlaq dan tutur kata kita. Jika ahlaq kita cantik,maka wajah kita juga ikut cantik. Bukan cantik yang membuatmu mempesona,tapi karena kamu bersyukur itulah yang membuatmu mempesona.

Hakikatnya cantik secara lahiriah hanya sebentar saja. Yang hakiki adalah kecantikan hati. Ia memang tidak terlihat,tapi ia bisa dirasakan oleh orang-orang sekitar kita. Wanita cantik yang memasang wajah sombong dan angkuh akan kalah dengan wanita biasa yang selalu tersenyum.

Ingat!!!
Wanita yang cantik akan kalah dengan wanita yang berilmu dan pintar mengaji. Mari percantik wajah kita dan hati kita. Percantik diri kita dengan berhijab syar'i dan pakaian takwa. Maka kecantikan itu akan terpancar dengan sendirinya. Laki-laki akan datang dengan sendirinya... Percayalah!!!

Wallahu a'llam

Nanik Puji Astutik
Instagram @nanikpuji93
www.nanikpuji.blogspot.com